Nusa Dua – Sejak Januari 2024, United Nations World Tourism Organization (UNWTO) telah melakukan rebranding menjadi UN Tourism sebagai bentuk era baru pada pariwisata global. Tren positif ini semakin menunjukkan peran UN Tourism sebagai pemimpin global dalam pembangunan pariwisata, serta mendorong perubahan sosial dan ekonomi untuk memastikan people and planet menjadi prioritas dengan tagline baru yakni “Bringing the world closer”. Salah satu upaya yang dilakukan setelah rebranding ini adalah dengan penyelenggaraan konferensi internasional bertajuk The 2nd Regional Conference on the Empowerment of Women in Tourism in Asia & the Pacific. Konferensi internasional yang mengangkat tema pemberdayaan perempuan ini menunjuk Indonesia, khususnya Bali menjadi tuan rumah penyelenggaraan serta bekerjasama dengan Politeknik Pariwisata Bali sebagai pendukung kegiatan ini.
The 2nd Regional Conference on the Empowerment of Women in Tourism in Asia & the Pacific diselenggarakan selama tiga hari yakni pada 2 – 4 Mei 2024 bertempat di Bali International Convention Center (BICC), Bali. Topik utama pada konferensi internasional ini antaranya membahas peran perempuan dalam mempromosikan pariwisata berkelanjutan; menelaah pendidikan dan pelatihan yang berdampak pada partisipasi perempuan di sektor pariwisata; dan mengatasi kekhawatiran terkait keselamatan dan menciptakan peluang perjalanan yang lebih mudah diakses bagi perempuan. Seluruh pembicara merupakan perempuan yang bergerak di bidang pariwisata diantaranya Vice Provost Duy Tan University Vietnam Dr. Lai Mun Yee, Lecturer di Sunway University Kuala Lumpur, Dr. Lai Mun Yee; Country Managing Director Grab Indonesia, Neneng Goenadi; Director Macao Government Tourism Office Macao China, Maria Helena De Senna Fernandes; Founder dan Direktur Ubud Food Festival and Ubud Writers & Readers Festival Indonesia, Janet DeNeefe; Co-founder, World Women Tourism Singapore, Nisha Abu Bakar, Founder Climate Conscious Travel India, Shivya Nath serta pembicara lainnya yang aktif menyuarakan pemberdayaan perempuan di sektor pariwisata. Tak kalah membanggakan, dosen Politkenik Pariwisata Bali juga turut menjadi salah satu pembicara yakni Dr. Putu Diah Sastri Pitanatri, S.ST.Par., M.Par. yang membahas tentang peram perempuan Bali dalam sektor pariwisata.
Politeknik Pariwisata Bali sebagai salah satu perguruan tinggi di bawah naungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI turut mendukung kegiatan ini dengan menjadi tim penyelenggara dan juga melibatkan 50 mahasiswa sebagai Liaison Officer (LO). Mahasiswa Poltekpar Bali sebelumnya telah diberikan pelatihan secara khusus oleh Super Mentor, Menparekraf, Sandiaga Salahuddin Uno. Para LO bertugas dimulai dari kegiatan kedatangan peserta, membantu peserta dalam kebutuhan di hotel dan saat berlangsungnya acara hingga membantu kepulangan peserta. Kegiatan selama tiga hari ini memberikan kesan yang mendalam bagi para peserta terhadap LO Poltekpar Bali. Salah satunya adalah Prachi Thakur, Academic at Sunway Unviersity/Technical Coordinator UNTWO, yang mengungkapkan apresiasinya kepada LO yang telah bertugas mendampinginya yang telah bertugas dengan hati-hati dan informatif. Selain acara inti, peserta juga disuguhkan kegiatan menarik lainnya (side event) diantaranya penanaman baby mangrove dan kunjungan ke Museum Arma.