Bali, 18 Oktober 2024 – Politeknik Pariwisata Bali (Poltekpar Bali) bersama STED Swisscontact dan Swisscontact Global Office sukses menggelar acara Diseminasi Hasil Riset Kolaboratif Green Skills in Tourism Gap Assessment di Ruang Rapat Serbaguna Poltekpar Bali. Acara ini merupakan bagian dari proyek percontohan pertama di dunia yang menilai kesenjangan keterampilan hijau (Green Skills) dalam sektor pariwisata. Bali ditargetkan menjadi destinasi model dalam implementasi pariwisata berkelanjutan yang selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama dalam mendorong aksi iklim (SDG 13) dan konsumsi serta produksi yang bertanggung jawab (SDG 12).
Dibuka dengan diskusi kelompok terarah (FGD), kegiatan ini dipimpin oleh Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Poltekpar Bali, Ibu Putu Diah Sastri Pitanatri, dan Senior Program Officer Public-Private Partnership SS4C (Swisscontact Indonesia), Ibu Zahrah Ratna Sari. Kegiatan ini bertujuan untuk menggali keterampilan hijau yang mendesak dibutuhkan oleh industri pariwisata dalam menghadapi perubahan iklim dan transisi menuju ekonomi rendah karbon.
Sebagai destinasi wisata global, Bali diharapkan menjadi contoh nyata dalam adopsi Green Skills seperti efisiensi sumber daya, manajemen karbon, dan pengembangan produk serta layanan ramah lingkungan. Komunikasi keberlanjutan juga menjadi fokus utama, untuk memperkuat transisi ke arah pariwisata yang lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan.
Direktur Poltekpar Bali, Bapak Ida Bagus Putu Puja menegaskan, “Kolaborasi ini merupakan langkah strategis untuk memastikan Bali tidak hanya menjadi destinasi wisata, tetapi juga menjadi pemimpin dunia dalam pengembangan keterampilan hijau yang relevan dengan masa depan industri pariwisata.”
Bapak Kiky Hendarin, VET Development Manager SS4C, menambahkan, “Ke depannya, peluang kolaborasi dengan berbagai institusi terkait pengelolaan limbah dan pengemasan produk ramah lingkungan semakin terbuka lebar. Recycling dan penggunaan kemasan berkelanjutan adalah aspek penting dalam mendorong pariwisata hijau. Dengan melibatkan lebih banyak pihak dalam industri dan pendidikan, kita dapat mempercepat transisi menuju produksi yang lebih ramah lingkungan, yang pada akhirnya memberikan dampak positif pada lingkungan dan ekonomi lokal.”
Hasil riset ini diharapkan menjadi pijakan bagi pengembangan kebijakan dan program pelatihan yang lebih komprehensif. Dengan ini, Bali memperkuat posisinya sebagai pelopor dalam pariwisata yang mendukung keberlanjutan sesuai SDGs, menciptakan masa depan yang lebih hijau bagi industri dan masyarakat.