Kintamani, 30 Oktober 2024 – Dengan komitmen membangun pariwisata lokal yang berkualitas, Politeknik Pariwisata Bali (Poltekpar Bali) menggelar Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) di kawasan ikonik Geopark Batur. Acara bertajuk “Pendampingan Masyarakat Desa Wisata dalam Peningkatan Quality Assurance dan Kreativitas dalam Pengolahan Produk Lokal di Kawasan Geopark Batur, Bali” ini berlangsung selama dua hari di Hotel Pramana Zahill, Kintamani, Kabupaten Bangli, dan bertujuan membina masyarakat setempat dalam meningkatkan kualitas dan kreativitas produk wisata.
Acara PKM dibuka secara resmi oleh Dr. Putu Diah Sastri Pitanatri, S.ST.Par., M.Par., Kepala Pusat Penelitian Kepada Masyarakat Poltekpar Bali. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya mengintegrasikan kualitas layanan dengan keunikan budaya lokal. “Geopark Batur yang diakui dunia memang menawarkan keindahan alam luar biasa, tetapi keberlanjutan wisata tidak hanya bergantung pada panorama. Pengalaman wisata mencakup kualitas pelayanan, keamanan, kebersihan, dan budaya khas yang mampu membuat wisatawan betah. Quality Assurance dan kreativitas produk lokal adalah kunci dalam PKM ini,” jelas Dr. Diah.
Tak ketinggalan, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bangli, Wayan Sugiarta, SIP., M.Si., menyampaikan pandangannya tentang pentingnya standar kualitas dalam memenangkan persaingan. “Produk lokal harus memiliki keunggulan rasa dan memenuhi standar mutu agar diterima oleh konsumen. Penerapan Quality Assurance yang efektif menjamin daya saing produk kita,” ujarnya, seraya menyoroti pentingnya inovasi yang berlandaskan kearifan lokal.
Kegiatan ini diikuti oleh 50 peserta yang terdiri dari anggota kelompok sadar wisata (pokdarwis) dan masyarakat di sekitar Geopark Batur. Meskipun telah aktif dalam pariwisata, masyarakat setempat masih membutuhkan pendampingan dalam hal etika hospitalitas dan pengembangan produk lokal. Tradisi dan keyakinan pada kekuatan gaib Gunung Batur turut membentuk budaya unik yang dapat menyatu dengan keterampilan modern untuk memikat wisatawan. PKM ini pun dirancang untuk membekali peserta dengan teori dan praktik terbaik dalam mengelola desa wisata serta menciptakan produk ikonik seperti manisan dan dodol jeruk khas Kintamani.
Para narasumber memberikan materi yang sangat relevan dengan kebutuhan peserta. Komang Agus Harditya Putra, salah satu narasumber, berbagi wawasan tentang branding dan pentingnya pemasaran melalui media sosial. “Pemasaran digital adalah kunci, mulai dari desain logo hingga strategi konten di platform seperti TikTok dan Instagram,” ungkapnya. Sementara itu, I Gede Darmawijaya, S.Pd., M.Agb., CHE., membahas pentingnya pengelolaan dan pemeliharaan kawasan Geopark Batur. Materi ditutup oleh Anom Hery Suasapha, S.Si., M.Par., yang memotivasi masyarakat untuk lebih berdaya dan mandiri dalam mengelola potensi wisata lokal.
Salah satu peserta, Suranata dari Pokdarwis Abang Erawang, menyoroti perlunya pendampingan dalam pengolahan produk. “Kami membutuhkan panduan untuk mengolah jeruk Kintamani menjadi produk unggulan yang berkualitas tinggi,” ujarnya penuh semangat.
Pada hari kedua, mahasiswa Prodi Seni Kuliner Poltekpar Bali akan bergabung untuk berkreasi bersama peserta, menciptakan produk lokal yang bermakna. Diharapkan kegiatan ini dapat meningkatkan kapasitas SDM di Geopark Batur, mengembangkan tata kelola desa wisata, dan mendorong etika hospitality yang baik, sehingga masyarakat dapat menjadi pelaku utama dalam pariwisata berkelanjutan.