Kedonganan, 11 September 2024 – Politeknik Pariwisata Bali (Poltekpar Bali) terjun langsung melaksanakan aksi penanaman bakau di Pantai Kedonganan, Bali. Serangkaian dalam perayaan Festival Makardhi II, Poltekpar Bali gelar aksi pelestarian lingkungan bersama seluruh Poltekpar di bawah Kemenparekraf.
Festival Makardhi II Poltekpar Bali telah resmi dibuka pada Selasa, 10 September 2024 dan akan digelar selama 4 hari hingga malam puncak pada Jumat, 13 September 2024. Festival Makardhi II merupakan perayaan peringatan World Tourism Day 2024 dengan menonjolkan budaya nusantara dalam tema ‘‘Living in Harmony’. Festival Makardhi II dirancang dengan berbagai kegiatan akademis meliputi seminar nasional dan kompetisi budaya hingga aksi kepedulian terhadap lingkungan. Salah satu kegiatan pelestarian lingkungan adalah penanaman mangrove.
Penanaman bibit bakau dilaksanakan di Hutan Mangrove Komunitas Nelayan Wana Segara Kerti. Aksi pelestarian lingkungan ini merupakan aplikasi dari peran Poltekpar Bali dalam mendukung pariwisata berkelanjutan yakni pelestarian lingkungan hidup. Menurut Wakil Ketua Panitia, I Gusti Agung Made Wirautama, S.Kom, M.Kom., penanaman bibit bakau ini memiliki tujuan dalam menyeruakan pesan dan isu lingkungan. “Kegiatan penanaman bakau diikuti oleh 50 peserta dari 6 Poltekpar di bawah Kemenparekraf serta mahsiswa yang tergabung dalam Generasi Pesona Indonesia (Genpi) Poltkepar Bali”, ungkap Wirautama. Kami harapkan penanaman bibit bakau ini nantinya akan menjadi benteng alami dalam mencegah abrasi.
Menurut Wakil Direktur I Poltkepar Bali, Dr. I Gusti Agung Gede Witarsana, S.ST.Par., MM., CHE., Poltekpar Bali dalam merayakan World Tourism Day tidak hanya dalam bentuk kegiatan internal saja namun juga kegiatan eksternal seperti penanaman bibit bakau dan terumbu karang. “Festival Makardhi II mengusung konsep budaya namun juga tak lepas dari kegiatan pengabdian dalam pelestarian lingkungan melalui penanaman bibit bakau,” jelas Witarsana. Proses penanaman bibit bakau dilaksanakan di Pantai Kedonganan sejauh 200 meter. Peserta diajak berjalan di atas lumur hingga menuju ke titik penanaman yang telah ditentukan. Pengalaman penanaman bibit bakau ini diharapkan dapat menjadi motivasi dalam meningkatkan kesadaran dalam pelestarian lingkungan sebagai salah satu bentuk upaya mendukung pariwisata berkelanjutan.