Gianyar, 2 – 3 Oktober 2024. Desa Tegallalang, Gianyar, yang dikenal dengan panorama terasering sawahnya, terus berkembang sebagai destinasi wisata utama. Dengan peningkatan jumlah wisatawan, pengelola villa dan homestay di desa ini kini menghadapi persaingan ketat. Saat ini, terdapat 78 akomodasi yang beroperasi di Tegallalang. Untuk menghadapi tantangan ini, pengelola akomodasi membutuhkan pemahaman yang baik dalam menentukan harga pokok dan harga jual yang kompetitif.
Setelah sukses mengadakan pelatihan terkait perhitungan harga pokok penjualan, Program Studi Manajemen Akuntansi Hospitaliti melakukan pendampingan lanjutan bagi pengelola akomodasi di desa tersebut. Pendampingan ini dirancang untuk memperdalam pengetahuan tentang perhitungan harga jual yang akurat, membantu usaha kecil dan menengah (UKM) dalam menentukan strategi harga yang tepat.
Sebagai bentuk nyata kontribusi, Prodi Manajemen Akuntansi Hospitaliti juga membekali pengelola akomodasi dengan buku saku berjudul “Penentuan Harga Pokok dan Harga Jual untuk Usaha Akomodasi dan Restoran”. Buku saku ini diharapkan menjadi panduan praktis bagi pengusaha villa, homestay, dan restoran di Tegallalang dalam menentukan harga yang optimal, guna memastikan daya saing di industri pariwisata.
Dalam sambutannya, Dewa Gede Aris Megayasa, SH., selaku Sekretaris Desa Adat Tegallalang, menyampaikan pentingnya peran pendampingan ini bagi para pengusaha kecil dan menengah. Beliau mengatakan, “Kegiatan ini bukan hanya membantu para pengusaha kecil dan menengah di desa kami dalam menghitung harga pokok penjualan, tetapi juga memberikan panduan yang sangat penting untuk menentukan harga jual yang kompetitif dan berkelanjutan. Kehadiran buku saku yang dihasilkan dari kegiatan ini juga akan menjadi bekal berharga bagi pengelola akomodasi dan restoran di Tegallalang.”
Beliau juga menekankan harapannya agar kegiatan ini dapat membawa manfaat besar bagi masyarakat dan mengangkat kualitas pariwisata desa.
Selain itu, Dr. Putu Diah Sastri Pitanatri, S.ST.Par., M.Par., selaku Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M) Poltekpar Bali, menegaskan pentingnya peran perguruan tinggi dalam berkontribusi pada masyarakat. “Perguruan tinggi bukan lagi menara gading, melainkan harus hadir dan berkontribusi nyata di tengah masyarakat, membangun sinergi untuk mewujudkan perubahan yang bermakna bagi lingkungan sekitar,” ujarnya.
Pendampingan yang dilaksanakan 4 kali ini melibatkan tiga dosen di setiap akomodasi. Diharapkan, dengan adanya buku saku ini dan kegiatan pendampingan, pengelola akomodasi dapat secara efektif menetapkan harga jual yang tepat, membantu meningkatkan keuntungan dan menjaga keberlanjutan usaha mereka di tengah persaingan yang semakin ketat.