Tabanan – Desa Wisata Tajen, yang terletak di Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, dikenal sebagai salah satu destinasi wisata dengan potensi alam dan budaya yang memukau. Keindahan alamnya yang asri serta keragaman budayanya menarik minat wisatawan lokal maupun mancanegara. Desa ini menawarkan pengalaman wisata yang autentik, mulai dari kehidupan pedesaan, pertanian tradisional, hingga keramahan penduduk setempat.
Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Bali kembali menunjukkan komitmennya dalam menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi melalui program pengabdian kepada masyarakat. Kali ini, Poltekpar Bali melalui Program Studi Diploma III Divisi Kamar menggelar kegiatan Pelatihan Pengelolaan Homestay bagi masyarakat di Desa Wisata Tajen, Kecamatan Penebel, Tabanan, pada 27-28 September 2024. Program ini merupakan kelanjutan dari kegiatan pengabdian masyarakat tahap pertama, yang sebelumnya berfokus pada sosialisasi pengelolaan homestay dan pemahaman pelayanan prima bagi wisatawan. Pada tahap kedua ini, pelatihan lebih menitikberatkan pada peningkatan keterampilan teknis pengelolaan homestay, dengan tujuan membantu masyarakat mengoptimalkan potensi pariwisata desa.
Kegiatan ini diawali dengan pembukaan yang bertempat di Kantor Desa Tajen, dihadiri oleh Direktur Politeknik Pariwisata Bali Dr. Drs. Ida Bagus Putu Puja, M.Kes., Kepala Desa Wisata Tajen I Gusti Made Sukerta, para narasumber, serta seluruh dosen Program Studi Diploma III Divisi Kamar.
Dalam sambutannya, Direktur Poltekpar Bali menyatakan bahwa pelatihan ini merupakan wujud nyata komitmen institusi dalam melaksanakan pengabdian kepada masyarakat. “Desa Wisata Tajen memiliki potensi pariwisata yang luar biasa. Kami percaya bahwa pelatihan ini dapat membantu memaksimalkan potensi tersebut dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat lokal,” ujar Dr. Ida Bagus Putu Puja.
Kepala Desa Wisata Tajen, I Gusti Made Sukerta, juga menyampaikan apresiasi dan dukungannya terhadap kegiatan ini. “Pelatihan ini akan memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai pengelolaan homestay, kebersihan kamar, serta aspek penting lainnya. Kami berharap, pelatihan ini dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan kenyamanan wisatawan yang berkunjung ke Desa Tajen,” tuturnya.
Pelatihan ini melibatkan seluruh elemen masyarakat, termasuk generasi muda dan warga yang ingin menjadikan rumah atau kamar mereka sebagai homestay. Pelatihan Pengelolaan Homestay ini diikuti oleh 30 peserta, yang terdiri dari pemilik homestay, anggota Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), pengelola Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), serta ibu-ibu pendamping pengelola homestay. Peserta yang hadir telah mengikuti sosialisasi sebelumnya terkait pelayanan prima bagi wisatawan. “Kami ingin mendorong keterlibatan aktif masyarakat dalam kegiatan pariwisata, sehingga Desa Tajen dapat berkembang menjadi destinasi yang lebih menarik bagi wisatawan” ujar Kepala Desa.
Materi pelatihan yang disampaikan oleh para pakar dari Program Studi Divisi Kamar mencakup identifikasi homestay dan audit kebersihan serta fasilitas yang dimiliki. Hal ini bertujuan untuk memberi wawasan dan meningkatkan standar pelayanan demi kenyamanan wisatawan. Diharapkan, setelah pelatihan ini, para peserta dapat meningkatkan pemahaman mereka dalam mengelola homestay secara optimal, yang pada akhirnya akan berdampak positif pada perkembangan ekonomi lokal serta pengalaman wisatawan. Melalui program pengabdian ini, Poltekpar Bali terus berkomitmen untuk memberdayakan masyarakat dan mendukung pengembangan pariwisata berbasis budaya di Bali.